Posted by : trihandoyo
Jumat, 24 Mei 2013
ALAT-ALAT
GELAS
Disusun guna memenuhi tugas
instrumentasi

Disusun oleh :
1.
Alfina
Nurul Farah (Reguler B /
P17434012042)
2.
Mahardhika
AP. (Reguler B /
P17434012061)
3.
Risma
Andriyani (Reguler
B / P17434012071)
Semester 1 Reguler B
PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “ Alat - alat
Gelas”. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas instrumentasi.
Dalam makalah ini dibahas tentang macam-macam alat gelas di
laboratorium, cara penggunaan, cara pembersihan, cara perawatan, dan cara
kalibrasi.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh
karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi mkesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk pembaca bagi pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Semarang,
15 Desember 2012
Penulis,
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar...............................................................................2
Daftar
isi…....................................................................................3
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang.......................................................................4
b. Tujuan....................................................................................5
c. Rumusan Masalah…………………………………………..5
BAB
II DASAR TEORI………………………………………...6
BAB
III PEMBAHASAN………………………………………35
BAB
IV PENUTUP……………………………………………..36
a. Kesimpulan.............................................................................36
b. Saran………………………………………………………...36
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam melaksanakan praktikum, biasanya
praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian
praktikan adalah hal yang sangat penting, yang dapat menentukan hasil akhir
dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan
ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena
alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki
tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka
akan semakin besar tingkat ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan
adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri. (Koesmadji, 2008)
Hal lainnya
yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan digunakan. Kebersihan dari
alat dapat mempengaruhi
hasil praktikum. Apabila alat
yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak
di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.(Ginting, 2011)
Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa
pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya
kita harus tahu dulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang ada
dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai
dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum
yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering
menggunakan alat-alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker,
gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume, tabung reaksi, labu ukur,
buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan dari alat-alat
tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar pekerjaan dalam
laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat
ini dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan
ini diberikan beberapa pengetahuan dan latihan tentang penggunaan dan
fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan dalam melakukan
percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari
alat-alat laboratorium. Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang
terbuat dari gelas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya.
Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan
mengakibatkan hal yang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga dari
alat-alat tersebut juga relatif mahal.
Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak
terjadi kerusakan alat. (Achmad,
2008)
Kesalahan dalam
penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat
dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti.
Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus
mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium
kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium
karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang
digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu,
pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.(Khasani, 2009)
- Tujuan
1. Mengetahui fungsi alat – alat gelas
laboratorium.
2. Memahami prinsip kerja alat – alat
gelas laboratorium.
3. Memahami cara penggunaan,
memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan memperbaiki alat gelas laboratorium.
- Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari alat –
alat gelas laboratorium?
2. Apa fungsi dari alat – alat gelas
laboratorium?
3. Bagaimana keselamatan kerja saat
menggunakan alat – alat ringan laboratorium?
BAB II
DASAR TEORI
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur
bahan-bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan
menjadi bedan padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang
menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas
borosilikat dan gelas leburan silika.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory
glassware) umumnya merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari
kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida. Aluminium oksida dan
natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai
angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan
dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah.
Selain itu gelas borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga
cocok digunakan sebagai alat gelas laboratorium. Di dalam perdagangan
jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti : Pyrex, Yena, Vycor,
Duran, Schott, Assistant dan sebagainya.
Alat gelas yang sering digunakan di
laboratorium
1.
Gelas Piala = Gelas kimia = Beaker Glass

Biasanya terbuat dari tipe borosilikat. Digunakan untuk
wadah larutan yang masih memerlukan pekerjaan lain, tempat melarutkan zat,
tempat memanaskan, menguapkan larutan/air, untuk bejana titrasi dengan
menggunakan bantuan pengaduk magnetic dan sebagainya. Bentuk gelas piala ada
tipe tinggi, dan pendek, mempunyai volume yang bermacam-macam yaitu 1 liter,
500ml, 250ml, 200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran 50ml.
Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti.
K3 :
- Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
- Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
2.
Labu Erlenmeyer = Erlenmeyer Flask


Labu Erlenmeyer terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu
Erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu
Erlenmeyer terbuat dari kaca asah dan mulut labu juga kaca asah. Tutup/mulut
labu Erlenmeyer berukuran standar, mulut labu ada yang berukuran sedang dan
lebar tergantung dari keperluan. Labu Erlenmeyer tutup asah digunakan untuk
reaksi yang memerlukan pengocokan kuat, atau digunakan untuk titrasi,
dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.
Sedangkan labu Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokan lemah hingga sedang. Labu Erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran 25
hingga 2000 ml.
Prinsip kerja
: labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk
pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa
tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari
kompor listrik.
3.
Labu Iodium = Iodium Determination Flask

Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada
mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan
cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi dan
lolos melalui tutup asah, dengan demikian tidak ada iodium hasil reaksi yang
hilang karena menguap. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 hingga 500
ml.
Prinsip Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
K3 :
- Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.
- Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.
- Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.
4.
Tabung reaksi = Test tube

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis
gelas lain : Borosilikat, Soda < Fiolax dan supremax. Soda glass tidak tahan
pemanasan, fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan
setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari fiolax dan soda glass umumnya
berdinding tipis. Sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Borosilikat dan
supremax tahan pemanasan. Tabung reaksi ada yang mempunyai bibir atau pelek
yang berguna untuk menahan tang pada pemanasan, ada pula yang
dilengkapi dengan
tutup berulir atau sekrup aluminium/plastik. Ukuran tabung
reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan
panjang tabung, diameter dalam antara 8 hingga 30 mm sedangkan panjang tabung
antara 70 hingga 200 mm. Tabung reaksi yang terbuat dari bahan Teflon atau
polypropylene sangat kuat dan tahan panas hingga 1350
(polipropilen), 2750 (Teflon).
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan
untuk meletakkan sampel (darah).
K3:
- Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.
- Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.
5.
Labu takar = Labu Ukur = volumetric Flask

Labu takar umumnya terbuat dari jenis gelas borosilikat.
Labu takar mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang melengkapi dengan
tutupnya. Tutupnya labu dapat terbuat dari gelas asah atau Teflon. Labu takar
mempunyai tipe gelas tidak berwarna (Clear Glass) dan berwarna (Amber Glass).
Labu takar tidak boleh dipanaskan, kegunaan labu untuk membuat larutan dengan
volume yang tepat/teliti, mengencerkan atau mengambil larutan dengan teliti.
Labu takar mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 ml.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti.
K3 :
- Tidak boleh dipanaskan.
- Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
6.
Botol timbang = Wlighting Bottles

Botol timbang terbuat dari jenis gelas borosilikat,
dilengkapi dengan tutup asah. Botolo timbang mempunyai tipe bentuk tinggi atau
pendek. Botol timbang digunakan untuk menimbang sampel atau contoh, pengeringan
bahan, atau penetapan susut pengeringan bahan. Kapasitas botol timbang mulai 15
hingga 80ml.
7.
Gelas ukur = Measuring Cylinders

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas
borosilikat. Digunakan untuk mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak
masuk di dalam perhitungan, dapat digunakan pula untuk merendam pipet dalam
asam pencuci. Gelas ukur ada yang dilengkapi dengan tutup asah, digunakna untuk
melarutkan zat hingga volume tertentu (tidak teliti). Kapasitas volume gelas
ukur 5 hingga 2000 ml.
Prinsip Kerja
: Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan.
K3 : perhatikan saat
menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas ukur.
8.
Buret = Burettes

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda,
borosilikat, amber, mempunyai kapasitas 1 hingga 100 ml dengan pembagian skala
0.01 hingga 0,2 ml. Bentuk buret dibedakan buret dengan ujung karan lurus
(Burettes with straight stopcock) dan buret dengan ujung kran menyamping/
bengkok (Burettes with lateral stopcock). Kran buret dapat terbuat dari gelas
asah atau Teflon. Buret digunakan untuk memberikan secara tetes demi tetes
sejumlah volume larutan diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
Buret sebelum digunakan harus bersih, kering dan bebas
lemak. Sumbat keran tutup terbuat dari gelas asah atau Teflon, jika kran
terbuat dari bahan Teflon maka tidak diperlukan bahan pelican, sedangkan kran
gelas asah memerlukan sedikit pelumas untuk memudahkan putaran kran dan
mencegah kebocoran. Buret yang telah digunakan harus segera dicuci bersih dan
dikeringkan terutama jika digunakan larutan titran alkali, karena akan mudah
terjadi kerak pada kran yang akhirnya menyebabkan tersumbatnya bagian jet atau
lubang pengalir/pancaran. Sebelum titrasi dimulai pastikan bahwa tidak terdapat
gelembung-gelembung udara di bawah kran dan titik-titik zat cair yang menempel
pada dinding bagian dalam buret diatas garis meniskus larutan zat, karena akan
menyebabkan kesalahan. Buret dibedakan menjadi : makro, seni mikro dan mikro
buret. Untuk membantu memudahkan pembacaan menikus ada buret yang dilengkapi
dengan latar belakang warna putih dengan pita garis biru dibalik dari pembagian
skala buret, garis ini disebut sebagai garis Schellbach atau kadang-kadang
disebut pula sebagai Buret Schellabach.
Di laboratorium dikenal pula adanya buret otomatik (Automatic Burettes) yang
dilengkapi dengan botol reservoir larutan standar, katub penyumbat yang
dapat dirubah kedudukannya (katub berfungsi untuk mengalir larutan dari botol
reservoair atau untuk menutup aliran), selain itu ada juga yang disebut sebagai
buret piston pada bagian alat dari potensiometer.
Prinsip Kerja
: Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum
digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah
kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
K3 :
- Letakkan pada keranjang plastik.
- Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan mencegah kebocoran.
9.
Corong = Funnels

Corong terbuat dari jenis borosilikat atau plastik,
digunakan untuk menyaring larutan, memindahkan zat caira atau sampel padat.
Corong mempunyai garis tengah 35 hingga 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai
corong panjang, sedang dan pendek. Disamping itu tangkai corong ada yang
berlubang lebar digunakan untuk mengalirkan zat cair yang kental. Penggunaan
kertas saring yang telah dibentuk kerucut corong. Pemilihan tangkai corong
tergantung dari kegunaan.
Prinsip Kerja
: membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran
mulut kecil.
K3 :
saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah
usahakan menjauh sedikit.
10. Pipet Volume = Pipet gondok = Volumentric Pipettes

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih. Mempunyai
kapasiatas 0,5 hingga 100 ml. Pipet volume digunakan untuk mengambil cairan,
memindahkan cairan atau memipet sejumlah volume cairan dengan teliti atau seksama. Pipet volume ada yang dilengkapi
pengaman. Penghisap larutan menggunakan pipet melalui mulut harus dilakukan secara
hati-hati, agar tidak tertelan/terhisap hingga mulut. Penghisapan cairan
dilakukan sampai 1-2 cm diatas garis tanda, kemudian diangkat dan
dibersihkan / keringkan bagian ujung luar dari pipet menggunakan kertas
penghisap dan dikeluarkan secara hati-hati hingga tanda, kemudian alirkan isi
dengan posisi pipet tegak lurus terhadap wadah yang
akan digunakan dengan ujung pipet menempel pada dinding bagian
dalam dari wadah. Jangan menghisap bahan beracun atau zat yang bersifat keras
(asam, basa kuat) melalui mulut akan tetapi gunakan pengisap karet atau
digunakan aspirator. Untuk mengeluarkan isi pipet jangan ditiup dengan mulut,
tetapi cukup dengan teknik menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari
wadah sebanyak 3 x.
Prinsip Kerja
: memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama.
K3 :
- Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
- Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
- Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.
11. Pipet ukur = graduated Pipettes

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai
kapasitas 0,01 hingga 50 ml yang dilengkapi dengan pembagian skala pada dindinh
pipet 0,001 hingga 0,5 ml. pipet ukur digunakan untuk mengambil, memindahkan
atau memipet sejumlah volume cairan secara kurang teliti dan tidak masuk di
dalam perhitungan pada penetapan kadar. Pipet ukur ada yang dilengkapi dengan
pengaman dan ada juga yang diberi garis Schellbach untuk memudahkan pembacaan
meniskus.
Prinsip Kerja
: memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama.
K3 :
- Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
- Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
- Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.
12. Desikator = Eksikator = Desiccators

Desikator terbuat dari gelas semi-borosilikat, plastik atau
mika. Tipe gelas jernih atau sumber. Desikator digunakan untuk : mendinginkan
bahan atau alat gelas misal krus porselin, botol timbang setelah dipanaskan dan
akan ditimbang. Selain itu juga berguna untuk mengeringkan bahan atau menyimpan
zat atau bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh kelembaban udara.
Desikator terdiri atas wadah yang dilengkapi dengan tutup, tutup desikator
dapat pula dilengkapi dengan kran yang digunakan untuk menghampa udarakan isi
desikator (dihubungkan dengan pompa hisap). Di dalam desikator diletakkan piringan berpori yang terbuat
dari porselin piringan porselin
digunakan untuk meletakkan bahan atau alat gelas yang akan dikeringkan/disimpan.
Di bawah piringan porselin meletakkan bahan pengering, bahan pengering yang umum digunakan adalah:
silikagel asam sulfat pekat fofor
pentaoksida. kalsium oksida dan sebagainya. Pengeringan silikaget biasanya diberi indikator warna biru
untuk yang kering, dan jika setelah
mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh
dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu lebih tinggi dari 1000.
Tutup desikator pada bagian permukaan
harus diberi bahan pelicin misal: silicon grease. agar dapat tertutup lebih rapat. Gunakan dua buah
tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan penahan
desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika
desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu
agar tekanan udara dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara
di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan unutk membukanya.
Prinsip kerja
: Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
K3 :
Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan
pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan
untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum
dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar
desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.
13. Batang pengaduk = Strirring rod

Batang pengaduk terbuat dari gelas, polietilen atau logam
yang dibungkus dengan polietilen. Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai
dengan keperluan dan digunakan sebagai pengaduk larutan atau suspensi yang
umumnya dalam labu piala. Erlenmeyer atau tabung reaksi. Kadang-kadang diunakan
pula sebagai alat bantuk untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana
lain. batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2-4 mm, dan mempunyai panjang
yang bervariasi 6 hingga 30 cm.
Prinsip Kerja
: Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
K3 :
dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik
dan wadah tidak pecah.
14. Gelas Arloji = Kaca arloji = Watch Glasses

Terbuat dari gelas borosilikat, mempunyai diameter yang
bervariasi antara 30 – 200 mm, digunakan untuk menguapkan zat, pembentukan
hablur, reaksi, pengukuran pH menggunakan kertas indikator atau untuk menutup
labu pada proses pemanasan.
Prinsip Kerja
: wadah penimbangan zat padat
K3 : berhati – hati saat menempatkan wadah
15. Corong Pisah = Corong pemisah = separatory Funnels

Digunakan untuk mengekstraksikan zat cair dengan zat cair,
terbuat dari gelas borosilikat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut
(buah per) bulat dan silinder dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat
dari bahan gelas asam atau Teflon. Mempunyai kapasitas 50 hingga 2000 ml.
corong pisah mempunyai tangkai bermacam-macam ada yang bertangkai pendek, panjang,
dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur
tetesan. Corong pisah bentuk kerucut dan silinder digunakan untuk memisahkan
dua buah zat cair yang sulit dilihat batas pemisahannya. Selain digunakan untuk
ekstraksi dapat pula untuk mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi
kolom dan reaksi kimia lain. cara menggunakan corong pisah sudah tepat dan
tidak bocor. Pengocokan corong pisah dilakukan dengan memegang bagian atas
berikut tutupnya dengan tangan kanan dan kiri memegang bagian tangkai corong
berkut krannya, kocok dengan cara memutar kearah tubuh kita. Jika digunakan
cairan yang mudah menguap sebagai cairan penyarian keluarkan tekanan udara
didalam corong pisah agar tidak terjadi tekanan yang kuat dan dapat melemparkan
tutup corong berikut isinya.
Prinsip Kerja
: mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
K3 :
- Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor.
- Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.
16. Corong Buchner = buchner Funnels

Corong Buchner terbuat dari porselin atau gelas borosilikat,
corong ini digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan
pelarut yang mudah menguap. Corong penggunaannya dibantu dengan labu hisap yang
dihubungkan dengan pompa hisap/vakum. Corong mempunyai dasar yang berpori kasar
dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai diameter
dalam corong atau lempeng berpori. Corong ini cocok untuk menyaring bahan kasar
dengan cairan penyari atau pelarut.
Penggunaan labu hisap pada penyaringan menggunakan corong
Buchner harus diperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar
diatur sedemikian rupa hingga cairan yang keluar dari corong tidak terisap oleh
pompa. Penggunaan pompa hisap pada berbagai alat gelas untuk keperluan
laboratorium agar diperhatikan benar agar tidak terjadi kesalahan, untuk
mematikan atau menghentikan penghisapan agar tidak langsung pada pompa (dapat
menyebabkan cairan terhisap kearah pompa) akan tetapi lepaskan dahulu hubungan
alat gelasnya agar berhubungan dengan udara, dengan demikian tidak terjadi
tekanan yang berbalik (misal: pada saat menghilangkan udara dari larutan
menggunakan pompa hisap, penggunaan pompa hisap pada alat penetapan protein
Kjeldahl), diameter corong Buchner 26 – 380 mm, sedangkan kapasitas labu hisap
250 – 10.000 ml.
Prinsip Kerja:
Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
K3 :
- Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar diatur sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari corong tidak terhisap oleh pompa.
- Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu lepaskan hubungan alat gelasnya agar tidak berhubungan dengan udara, sehingga tidak terjadi tekanan yang berbalik.
17. Labu Kjeldahl = Kjeldahl Flasks

Terbuat dar gelas borosilikat, dengan kapasitas 50 – 1000
ml, digunakan untuk destruksi atau digesti protein pada penetapa protein dan dapat
pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein. Labu
kjeldahl boleh dipanaskan dengan menggunakan pemanas listrik atau lempeng
pemanas. Pada waktu destruksi protein dalam labu kjeldahl posisi labu harus
dimiringkan dengan mulut labu menyandar pada penampung uap asam yang terbentuk
pada waktu destruksi dilakukan.
Prinsip Kerja
: posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada
penampung uap asam.
K3 : saat
memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar uap asam tidak menyebar
saat melakukan proses destruksi.
18. Krus =Crucible

Krus umumnya digunakan untuk
membakar/mengarangkan/mengabungkan zat pada analisis Grravimetri. Krus dapat
dipanaskan hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 19000.
krus mempunyai kapasitas 2 hingga 250 ml dapat mempunyai bentuk tinggi atau
pendek, krus dilengkapi dengan tutup. Krus dibuat dari bahan : Porselin,
platina, tanah liat yang dibakar, campuran logam Platina-tembaga. Baja tahan
karat. Nikel, Graphite. Krus porselin umumnya yang digunakan untuk analisis
laboratorium sehari-hari untuk pengabuan zat, pada analisa gravimetric. Untuk
menga bukan zat yang dianalisis, terlebih dahulu krus harus ditimbangkan hingga
bobot tetap. Zat yang dianalisis direkasikan hngga terbentuk endapan, endapan
yang terbentuk secara kuantitatif disaring menggunakan kertas saring bebas abu,
dan kertas saring aberikut endapannya dilakukan dengan jalan dimasukkan kedalam
krus yang telah mempunyai bobot tetap, dibakar dengan api bebas kecil secara
hati-hati, kemudian baru digunakan api besar, setelah sebagian besar kertas dan
encapan telah menjadi abu yang berwarna putih, pindahkan pemanasan kedalam
tanur. Pada saat pemijaran kertas saring zat yang diuji, maka seluruh zat
organik akan terbakar menjadi arang yang berwarna hitam, jika pemanasan
dilanjutkan seluruh zat organik (arang) akan hilang terbakar dan akan diperoleh
abu atau sisa yang terdiri atas zat anorganik yang berupa oksida logam yang
berwarna putih atau berwarna lain tergantung dari logamnya. Krus porselin ada
bagian dalamnya diglazur hngga mengkilat umumnya digunakan pada pemanasan pada
suhu 300-8000, krus tanah liat yang dibakar tahan hingga suhu 12000,
sedangkan krus porselin tipe Alsint tanah hingga suhu 19000 seperti
krus logam. Untuk memijarkan contoh yang berupa cairan, sebelum dipanaskan pada
api bebas harus dikeringkan atau diuapkan terlebih dahulu menggunakan tangas
air/uap. Krus platina atau emas digunakan untuk memijarkan untuk menetapkan
sisa pemijaran zat secara teliti atau untuk melihat kemurnian zat pada analisis
secara fluoresensi sinar x dan penetapan titik leleh dari suatu gelas. Krus
Gooch adalah krus porselin yang pada bagian dasar krus memiliki pori-pori.
Digunakan untuk menyaring secara langsung pada krus setelah lubang porinya dilapis
dengan bubur asbes. Kemudian baru dipijarkan. Jika kita memiliki krus yang baru
sebelum digunakan harus dicuci dan direndam dengan asam pencuci. Untuk
memasukkan/mengambil krus dari tanur gunakan tang krus tangkai panjang dan
untuk memindahkan krus dari desikator ke neraca gunakan tang krus tangkai
pendek.
Teknik memindahkan endapan secara kuantitatif ke dalam
corong gelas yang dilengkapi dengan kertas saring bebas abu. Endapan yang
tersaring pada kertas saring dikeringkan dengan menggunakan krus porselin,
kemudian diarangkan dan dipijarkan (analisis gravimetric)
Keterangan :
a. Siapkan corong gelas yang telah dilengkapi
dengan kertas saring bebas abu, larutan yang akan ditetapkan secara gravimetric
dituang terlebih dahulu cairan jernihnya dari labu pengendapan dengan
bantuan-bantuan batang pengaduk kaca.
b. Kemudian endapan diaduk
agar dapat dipindahkan dengan sempurna.
c.
Pindahkan endapan secara kuantitatif.
d.
Dengan bantuan botol semprot pindahkan sisa yang menempel pada dasar
labu.
e. Bilas labu dengan air
suling
f. Tuangkan air bilasan
secara kuantitatif dengan bantuan bobot semprot
g. Siapkan krus porselin
yang cocok dan telah diketahui bobot tetapnya
h. Biarkan endapan pada corong hingga cairannya
menetes semua, kemudian kertas saring yang mengandung endapan dilipat dengan
cara seperti pada gambar (h).
i. Kemudian
masukkan ke dalam krus porselin
j. Krus porselin dipanaskan dengan api
kecil, posisi krus tegak dengan tutup dibuka sedikit, dengan demikian kertas
saring dan endapan akan mongering dan akhirnya terbakar.
Prinsip Kerja
: praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk
pengabuan zat pada analisis gravimetri.
K3 :
- Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci.
- Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek.
19. Labu alas bulat =Round bottom flasks

Labu alas bulat terbuat dari gelas borosilikat mempunyai
kapasitas 10 – 20.000 ml, mempunyai berbagai variasi sesuai dengan kegunaannya,
yaitu variasi leher labu ada yang berleher panjang, sedang dan pendek, jumlah
leher 1 hingga 4, leher ada yang bercabang dan sebagainya. Labu alas bulat
boleh dipanaskan, umunya leher labu mempunyai lubang dengan diameter standar
dari gelas asah sehingga memungkinkan untuk dihubungkan/dirangkai dengan alat
yang mempunyai hubungan yang sesuai atau dapat ditutup dengan tutup gelas asah
yang cocok. Labu alas bulat mempunyai kegunaan yang bermacam-macam tergantung
dari bentuk atau tipe leher labunya. Misalnya digunakan untuk mendidihkan suatu
cairan atau dihubungkan dengan alatlain Misal : alat penetapan kadar air, alat
ekstraksi, alat destilasi (penyulingan). Alat refluks alat penguap berputar
atau alat sintesa dan sebagainya. Labu alas ada yang berbentuk bulat ada yang berbentuk
buah per.
20.
Cawan Petri

- Cawan Petri digunakan untuk membuat media,
atau kultur perbenihan mikrobiologi.
- Cawan Petri terdiri atas piring dan tutupnya
yang mempunyai diameter 55-143 mm. dengan tebal 5-70 mm
K3 :
menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak terkontaminasi
dengan udara.
21. Botol penetes

- Botol
ini mempunyai kapasitas 30-250 ml, dilengkapi dengan tutup yang mempunyai
tempat mengalirkan cairan/meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
- Digunakan untuk menyimpan cairan
indicator, cairan pewarnaan dan sebagainya.
Prinsip Kerja
: menyimpan dan meneteskan cairan.
K3 :
saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan
akan berceceran.
22. Botol Pereaksi (Botol Reagen)

-
Botol ini mempunyai kapasitas 5010.000 ml dilengkapi dengan tutup terbuat dari
kaca asah.
-
Digunakan untuk penyimpanan asam yang berasap, botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
K3 :
- Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.
- Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.
23. Piknometer

- Digunakan
untuk alat penetapan bobot jenis larutan atau cairan, piknometer terdiri dari
dua jenis yaitu yang dilengkapi dengan tutup terbuat dari thermometer yang
dimulutkan berapa gelas asah yang sangat dipengaruhi oleh suhu atau memerlukan.
- Ketelitian
dan piknometer yang dilengkapi tutup. Dan piknometer tanpa dilengkapi tutup
thermometer tetapi tutup asah yang memiliki lubang kapiler.
- Digunakan
untuk menimbang sampel atau contoh, penyaringan bahan, atau penetapan susut,
penyaringan bahan
- Mempunyai kapasitas mulai 15-80 ml
24. Cawan Porselin

-
Digunakan untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Misalnya
didalam oven diatas tengah air, uap, pasir dan sebagainya.
K3 :
memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.
25. Pipet
tetes

-
Pipet ini digunakan untuk menambahkan atau untuk meneteskan larutan untuk
mengambil larutan apabila volume larutan berlebihan dalam suatu wadah
- Untuk mencukupkan atau menghimpitkan
volume.
- Pipet ini ada yang berskala, dan ada
yang tidak berskala.
Prinsip Kerja
: menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
K3 : setelah
memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan
luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.
26. Ose

1. Ose Jarum
2. Ose Cincin
Gunanya
: Untuk pembiakan kuman untuk mengambil, memindahkan dan mengisolasi
mikroorganisme.
21. Desk Glass
Desk glass adalah penutup objek glass, berbentuk
persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa menutupi preparat
tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.
22. Objeck Glass
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan
sediaan darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
22. Pipet Thoma
Pipet yang digunakan
adalah pipet Thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang
bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam
bola terdapat sebutir kaca merah.Pipet
Thoma untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet eritrosit, namun didalam
bola terdapat sebutir kaca putih.
25. Pipet LED
Westergreen
LED digunakan untuk mengetahui Laju Endap Darah
pasien yang akan didiagnosa penyakitnya. Merupakan pemeriksaan hematology
rutin.
26. Pipet LED Wintrobe
Merupakan alat Laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan LED
(Laju Endap Darah) cara wintrobe. Selain menggunakan cara ini dapat juga
dilakukan dengan menggunakan LED metode Westergreen.
28. Botol Winkler
Botol Winkler
digunakan untuk pemeriksaan kimia air. Biasanya digunakan untuk pemeriksaan DO
. Volume tertera pada tubuh botol.
15.
Thermometer
Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm,
diameter 6-7 mm berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat
Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator.
Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam termometer.
14.
Tabung Durham
Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung
reaksi tetapi ukurannya sangat kecil. Berfungsi untuk menampung hasil
fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam penggunaannya, maka tabung durham
itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini
kemudian diisi dengan medium cair.
12.
Urinometer
Urinometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis suatu larutan. Tetapi
biasanya urinometer digunakan untuk mengukur berat jenis urine. Cara membaca
urinometer adalah dengan menggunakan visual dan setinggi miniskus.
PERAWATAN ALAT - ALAT
GELAS
1. Ruang penyimpanan peralatan harus
bertemperatur antara 270 C – 370 C dan diberi tambahan lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan
diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya
ditempatkan di atas kawat kasa. Boleh menggunakan pemanasan secara langsung
asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak
dimasukkan langsung ke dalam air yang sedang mendidih melainkan gelas direndam
dengan air bersih dan dingin kemudian tambahkan detergent, larutan kalium
dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan detergent
dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang
memerlukan waktu perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air
bersih. Keringkan dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah
menempel pada peralatan berbahan baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan
luangkan waktu sejenak untuk membersihkan permukaan peralatan dengan kain
lembut atau dengan kertas tissue khusus. Gunakan alcohol, acetone, kapas, sikat
halus dan pompa angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan
lensa. Saat ini terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat
diperoleh di optic untuk membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna.
Hindarkan membersihkan kaca/lensa dalam keadaan kering apalagi dengan
menggunakan kain yang berseray kasar
karena hal itu dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di
tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan peralatan tidak di tempatnya beresiko
merusak kondisi alat karena mungkin saja peralatan tersebut tertindih atau
tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik permanent.
CARA KALIBRASI
- Labu Ukur
Prosedur
:
1.
Timbang botol timbang yang sudah bersih dan kering, missal beratnya A
2.
Isi labu ukur dengan air murni yang sudah diukur suhunya sampai tanda
batas, kemudian timbang kembali, misalnya beratnya B gram.
3.
Ukur temperatur air, temperature udara, dan tekanan udara.
Perhitungan :
Baca faktor koreksi untuk volume labu ukur pada
suhu air terukur, misalnya x gram. Baca faktor koreksi untuk tekanan udara
terukur, misalnya y gram.
Volume labu ukur = (A-B+x)-y = Z mL.
- Pipet Ukur
Prosedur :
1.
Timbang sebuah botol timbang bertutup yang sudah bersih dan kering,
missal beratnya A.
2.
Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai atas
tanda batas. Kemudian turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai
meniscus bagian bawah menyentuh tanda batas.
3.
Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang
yang sudah diketahui beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal
beratnya B gram.
4.
Hitung volume pipet dengan menggunakan table kareksi suhu air dan
tekanan udara.
Perhitungan :
Baca koreksi faktor untuk volume labu ukur pada
suhu air terukur, misalnya x gram. Baca faktor koreksi untuk tekanan udara
terukur, misalnya y gram.
Volume pipet seukuran = ( A-B+x ) – y = Z mL.
- Buret
Prosedur
:
1.
Timbang 5 buah botol timbang tertutup
2.
Isi buret bersih dengan air murni yang telah diukur temperaturnya.
Kemudian buret ini ditempatkan pada statif dengan posisi tegak lurus, dan
keluarkanlah air sampai meniskusnya menyinggung tanda batas nol.
3.
Alirkan 5 ml air secara perlahan, tamping dalam botol timbang yang telah
diketahui massanya, dan tutup.
4.
Isi buret hingga titik nol, dan alirkan air sebanyak 10 ml. tamping
dalam botol timbang kedua, baca meniskusnya.
5.
Ulangi pengerjaan di atas untuk volume 15, 20, 25, 30, dan 35 timbang
setiap botol timbang yang berisi air tersebut dan hitung volume pipet dengan
menggunakan tabel koreksi suhu air, menurut rumus Volume = ( A-B+x)-y = Z mL..
6.
Baca faktor koreksi dari setiap volume diatas.
7.
Apabila koreksi rata rata dari tiap titik tidak lebih besar dari 0.04
mL, maka buret tersebut memenuhi syarat untuk dipakai.
- Pipet Volume
Prosedur
:
1.
Timbang sebuah botol timbang yang bertutup yang sudah bersih dan kering,
misalnya berat A gram.
2.
Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai tanda
batas, kemudian turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai meniscus
bagian bawah menyentuh tanda batas.
3.
Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang
yang sudah diketahui beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal
beratnya B gram.
4.
Hitung volume pipet dengan menggunakan tabel koreksi suhu air dan
tekanan udara.
Perhitungan :
Baca
faktor koreksi untuk volume labu ukur pada suhu air terukur, misalnya x gram.
Baca faktor koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram.
Volume
pipet seukuran = ( A-B+x ) – y = Z mL.
Catatan :
1.
Pengerjaan kalibrasi hendaknya dilakukan dalam ruangan ber AC agar suhu
ruangan konstan selama pengujian
2.
Sebelim, kalibrasi dilakukan, peralatan harus sudah bersih ( dicuci
dengan detergen, larutan kalium dikromat dan air ), lalu keringkan dengan jalan
membilasnya dengan alcohol dan menghembuskan udara kering kedalamnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Tabung reaksi digunakan untuk tempat
direaksikannya suatu zat kimia jumlah kecil, ukurannya ada yang mempunyai garis
tengah 1 cm dan tingginya 4 cm. Buret terbuat dari gelas yang terdiri dari
tabung panjang dan bagian bawahnya ditutup dengan kran yang berfungsi untuk
mengatur keluarnya cairan. Alat ini digunakan untuk melakukan titrasi.
Erlenmeyer sebenarnya termasuk
dalam labu ukur. Erlenmeyer digunakan sebagai tempat zat yang akan dititrasi.
Ukurannya terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Gelas ukur digunakan untuk
pengukur atau pengambilan zat cair dengan ketapatan kira-kira. Besarnya antara
10 ml hingga 2 liter. Beaker Glass mempunyai fungsi bukan sebagai alat ukur,
walaupun mempunyai ukuran, namun gelas beker atau yang disebut juga dengan
beker glass Digunakan sebagai tempat
suatu larutan dan dapat juga untuk digunakan memanaskan atau menguapkan
(memekatkan) suatu larutan. Adapun ukuran dari gelas beker yaitu 50 ml hingga 6
liter.
Labu ukur terdiri dari beberapa
jenis, misalnya labu ukur alas datar dan labu ukur alas bulat. Ukuran labu ukur
terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Labu ukur digunakan sebagai tempat zat yang
dititrasi. Pipet Gondok atau volume. Pipet pemindah volume digunakan untuk
memindahkan suatu volume tertentu dari zat cair dengan ketelitian yang lebih
besar dibandingkan gelas ukur. Pipet ini mempunyai ukuran 1 ml hingga 25 ml.
Pipet tetes digunakan untuk
memindahkan suatu larutan dengan skala kecil. Pipet tetes tidak memiliki
ukuran. Bahannya sangat tipis, sehingga mudah sekali pecah. Spatula terdapat
dua jenis, yaitu spatula kaca dan spatula logam, spatula kaca berfungsi untuk
mengadu larutan, sedangkan spatula logam berfungsi untuk mengambil larutan dan
mengaduk larutan.
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
1. Jenis alat yang paling sering digunakan
didalam laboratorium yaitu bahan gelas.
2. Didalam laboratorium kita harus
memperhatikan hal-hal yang berbahaya.
3. Setiap alat ukur
yang terdapat dilaboratorium memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
4. Di dalam
laboratorium kita harus teliti dalam menggunakan alat-alat yang ada di dalam
laboratorium karena alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
5. Kesalahan
praktikan dalam menggunakan alat-alat dapat menghasilkan data yang tidak
sesuai.
6. Penguasaan penggunaan alat dapat
mempengaruhi lancar atau tidaknya praktikum
- Saran
Perlunya
pengenalan alat – alat laboratorium pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat
merawat dan menggunakan alat – alat laboratorium secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
SAYA MEMBUTUHKAN TABEEL GAMBAR ALAT ALAT KIMIA BESERTA NAMA ALAT DAN FUNGSINYA
BalasHapusmenyediakan berbagai peralatan laboratorium dan reagen
BalasHapushub. 082244048979 PIN BB 227A&620